Jakarta - Isu ketidakamanan makanan restoran kembali beredar di pesan broadcast BlackBerry Messenger (BBM). Kali ini terkait jaringan restoran Barat terbesar di Indonesia, Kentucky Fried Chicken (KFC).
Sabtu (09/11/13), para pengguna BBM menerima pesan broadcast tentang KFC Amerika Serikat yang bereksperimen memperbesar daging ayam dengan menyuntikkan zat kimia. Namun, karena gagal, jutaan ekor ayam hasil ujicoba tersebut dijual murah ke KFC Indonesia.
Namun, kabar burung ini segera disanggah oleh KFC Indonesia lewat sebuah press release di websitenya. "Isu ayam impor KFC yang beredar saat ini di media sosial sangat tidak benar. Ayam KFC adalah ayam sehat dan layak konsumsi yang diambil dari peternak lokal.
"Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah yang ketat dalam mengatur impor ayam potong, terutama dalam hal kehalalan," jelas Maman Sudarisman, manajer hubungan masyarakat PT Fastfood Indonesia Tbk. sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC di Indonesia.
Lewat pernyataan di situs halalmui.org (13/11/13), LPPOM MUI menyatakan bahwa KFC telah mendapat sertifikat Halal MUI sejak 1995. Jaringan restoran cepat saji ini juga selalu memperpanjang sertifikat halal sebelum habis masa berlakunya.
KFC pun telah memiliki sertifikat Sistem Jaminan Halal yang diterbitkan LPPOM MUI. Selain itu, berdasarkan data LPPOM MUI, semua pemasok ayam di seluruh outlet KFC berasal dari rumah potong hewan (RPH) lokal yang berada di bawah pengawasan dinas peternakan setempat.
"Berdasarkan mekanisme pengawasan LPPOM MUI melalui audit tidak terjadwal, kami tidak menemukan ayam dari RPH di luar data yang dimiliki LPPOM MUI," tulis LPPOM MUI. Lembaga ini juga menyatakan bahwa sistem pemotongan ayam dilakukan dengan cara halal menurut syariat Islam.
KFC Indonesia menanggapi isu BBM tersebut secara serius dengan melaporkan tindak pencemaran nama baik ini ke Polda Metro Jaya.
Sabtu (09/11/13), para pengguna BBM menerima pesan broadcast tentang KFC Amerika Serikat yang bereksperimen memperbesar daging ayam dengan menyuntikkan zat kimia. Namun, karena gagal, jutaan ekor ayam hasil ujicoba tersebut dijual murah ke KFC Indonesia.
Namun, kabar burung ini segera disanggah oleh KFC Indonesia lewat sebuah press release di websitenya. "Isu ayam impor KFC yang beredar saat ini di media sosial sangat tidak benar. Ayam KFC adalah ayam sehat dan layak konsumsi yang diambil dari peternak lokal.
"Hal ini sejalan dengan peraturan pemerintah yang ketat dalam mengatur impor ayam potong, terutama dalam hal kehalalan," jelas Maman Sudarisman, manajer hubungan masyarakat PT Fastfood Indonesia Tbk. sebagai pemegang hak waralaba tunggal KFC di Indonesia.
Lewat pernyataan di situs halalmui.org (13/11/13), LPPOM MUI menyatakan bahwa KFC telah mendapat sertifikat Halal MUI sejak 1995. Jaringan restoran cepat saji ini juga selalu memperpanjang sertifikat halal sebelum habis masa berlakunya.
KFC pun telah memiliki sertifikat Sistem Jaminan Halal yang diterbitkan LPPOM MUI. Selain itu, berdasarkan data LPPOM MUI, semua pemasok ayam di seluruh outlet KFC berasal dari rumah potong hewan (RPH) lokal yang berada di bawah pengawasan dinas peternakan setempat.
"Berdasarkan mekanisme pengawasan LPPOM MUI melalui audit tidak terjadwal, kami tidak menemukan ayam dari RPH di luar data yang dimiliki LPPOM MUI," tulis LPPOM MUI. Lembaga ini juga menyatakan bahwa sistem pemotongan ayam dilakukan dengan cara halal menurut syariat Islam.
KFC Indonesia menanggapi isu BBM tersebut secara serius dengan melaporkan tindak pencemaran nama baik ini ke Polda Metro Jaya.
Comments
Post a Comment